Label

Minggu, 10 Maret 2013

Jelly's Creator

Entah ingin memulai dari mana..
Lima tahun bukanlah waktu yang mudah untuk ingin mengakhiri semua ini
Apakah tali ini akan ada ujungnya? Aku harap tidak.
Membantu nya untuk mendekati sahabatku itu tidaklah mudah
Memasang telinga untuk mendengar ceritanya itu menarik
Mengacungkan jempol saat ia berhasil memecahkan masalahku itu baik
Menghabiskan malam dengan obrolan bersama dia itu sejarah
Menjalani bersama masalah pertemanan itu makanan sehari hari
Melewati masa SMP dan SMA bersama nya itu kenangan
Mungkin itu lah dia
Satu satu nya manusia yang tak bisa aku baca pikirannya, hatinya, maupun tinggkahnya

Dia yang mengajariku bagaimana menyetrika baju sablonan
Dia yang mengajariku menginstall ulang IDM melalui yahoo
Dia yang mengajariku semua jenis-jenis hak cipta

Dia yang membantuku memberi semua teori-teori sebelum ulangan
Dia yang membantuku menyelesaikan masalah di PC

Dia yang menjagaku saat aku tertidur di bus fieldtrip
Dia yang menjagaku saat kami akan melewati gang yang rawan
Dia yang menjaga keseimbangan motornya saat matanya terkena debu

Dia yang memberi pencerahan saat aku butuhkan
Dia yang memberi semua film terbaiknya saat liburan tiba
Dia yang memberi tumpangan saat kami jalan
Dia yang memberi hadiah pulsa 50.000 saat aku berulang tahun yang ke 15
Dia yang memberi ucapan paling akhir saat aku berulang tahun yang ke 17
Dia yang memberi ku gantungan kunci big bird saat kenaikan kelas
Dia yang memberi ku notes putih saat adiknya juga menginginkannya

Dia yang membagi sebagian dari pengalaman bisnisnya
Dia yang membagi coklat, cherry, atau makanan lainnya dari luar negeri

Dia yang meluangkan waktu sebelum dia pergi
Dia yang meluangkan waktu saat aku bertanya bahasa Inggris
Dia yang meluangkan waktu saat aku ingin bercerita
Dia yang meluangkan waktu nya untuk aku tanyai tentang keluarganya
Dia yang meluangkan waktu untuk menelpon diam diam dalam kamar mandi saat malam hari

Dia yang tak pernah lupa pada hari ulang tahunku
Dia yang tak pernah lupa membuatku kesal
Dia yang tak pernah lupa mengajak aku jalan saat liburan
Dia yang tak pernah lupa menceritakan semua gebetan gebetannya
Dia yang tak pernah lupa menanyakan tugas setiap malam
Dia yang tak pernah lupa nomor ponsel pertama yang ku miliki
Dia yang tak pernah lupa menghinaku saat kami latihan chapel

Dia yang ingin membandingkanku dengan perempuan lain
Dia yang ingin mengakurkan aku dengan teman lain
Dia yang ingin aku bisa mengerti waktu nya saat dia sibuk
Dia yang ingin selalu menunjukkan hal-hal baru yang ia baru beli atau punya

Dia yang berusaha mencukur kumisnya saat aku komplain
Dia yang melarangku melihat kamarnya
Dia yang menunjukkan lumia pertamanya padaku di ruang komputer
Dia yang rela meminjamkan Asus nya untuk aku buat foto
Dia yang tidak bisa menghidupkan laptop HP ku

Dia yang pernah mengajakku kabur saat cerdas cermat 3 tahun yang lalu
Dia yang pernah mencucikan bajuku yang tertinggal di Julia Costume
Dia yang pernah membawakanku nasi kuning Dipenogoro
Dia yang pernah membiarkanku menaruh helmku pada tempat duduk anjingnya
Dia yang pernah mengajakku bermain online mengetik cepat 10 jari
Dia yang pernah memoto diam diam foto ku waktu kecil dan membagikan pada teman-teman
Dia yang pernah aku boncengi
Dia yang pernah terlambat 1 jam saat kami janjian di beachwalk
Dia yang pernah aku tampar saat kami bermain drama pelajaran PKn di kelas 7
Dia yang pernah tak datang saat acara ulang tahunku yang ke 16 tahun

Dia yang senang aku beri surat penggemar rahasia
Dia yang senang saat aku bawakan masakan
Dia yang senang memberi julukan anjingku "Anjing Berbaterai"
Dia yang senang aku beri jawaban tugas
Dia yang senang saat kami berbagi makanan
Dia yang senang saat aku mau pergi jalan bersama
Dia yang senang saat aku mau meluangkan waktu ku hingga pukul tiga pagi untuk menemaninya
Dia yang senang melihat aku kesal
Dan.. Dia yang senang memberiku julukan "Jelly" di ponselnya atau sekedar memanggilku "Anak Nakal"

Aku salah, aku salah.
Aku salah, karena aku tidak pernah menyesal pernah mengenalnya.
Mungkin hanya emosi sesaat yang menyalahpahamkan kita sekarang.

Selasa, 11 Desember 2012

Toilsome!

Aku malu mengatakan ini
Sepatah dua patah kata yang terurai dari mulut ini

Aku.. Menyerah.
Aku menyerah dengan semua kemunafikan ini
Aku ingin berhenti dari kejaran waktu
Aku ingin berhenti dari bayang-bayang ketidakpastianmu
Aku ingin mengakhiri semua ini
Aku tidak cukup kuat menunggumu
Tidak cukup kuat untuk menahan rasa ini

Aku lemparkan senyuman kau balas dengan tatapan kosong
Aku lemparkan kebahagiaan kau balas dengan tatapan kosong
Aku lemparkan warna tawaku dan kau hanya diam

Aku lelah.
Sungguh lelah dengan responmu yang datar
Lelah dengan wajahmu yang tanpa ekspresi
Lelah dengan sikap acuh mu

Aku yakin kau pasti paham dengan signalku
Aku yakin kau mengerti dengan maksudku
Aku yakin kau tahu jelas dengan perasaanku

Mungkin hanya saja hatimu yang belum bisa terbuka
Dan.. Aku mulai memahami nya

Senin, 12 November 2012

I'm Happy with my Troublesome !

                Aku ingin berteriak. Ingin sekali. Mungkin ini masa-masa berat, namun bagaimanapun juga aku harus melewatinya. Hm mungkin aku perlu "doping", sangat perlu. Entah dimana, siapa, bagaimana aku bisa mendapatkannya. Aku telah lelah mencari, berbagai cara, aku coba. Tapi aku tidak bisa berbohong, kalau nyatanya, cuma kamu yang bisa menjadi "doping" untukku. Cuma kamu, cuma kamu, cuma kamu. Aku ingat waktu aku selalu diam murung, aku ingat waktu aku selalu menggerutu mengeluh, saat itu aku tak sadar, ternyata kau sudah datang "mengulurkan" tanganmu untukku secara tidak langsung. Namun aku tidak mau terlihat lemah, aku ingin selalu ceria dan kuat. Aku mau, selalu bisa membuatmu tersenyum dan semangat!
               Waktu tidak lama lagi. Waktu untuk mendapatkan jawaban. Apa aku harus tetap menunggumu, atau harus berhenti. Masih beberapa minggu lagi, namun rasanya seperti masih beberapa tahun lagi. Setiap hal yang menyangkut dirimu, selalu saja "memaksa"ku untuk menunggu. Entah menunggu jawaban, menunggu pesan, menunggu mimpi, menunggu apa saja itu, selagi berbau dirimu. Aku senang, juga bodoh rasanya. Haha. Saat segenting ini, aku masih bisa menulis beberapa ratus kalimat disini. Ya, inilah yang bisa ku lakukan saat aku sedang merindukanmu, atau merindukan seseorang wanita yang sudah melahirkanku. Ini pelarianku, dan aku menikmatinya.
               Aku senang bisa membuat hubungan kita semakin akrab, aku senang dengan semua yang telah aku doakan selama ini. Aku senang Tuhan selalu menjaga hatiku. Aku senang. Aku senang sekali hari ini. Aku sangat senang malihat namamu tertera dengan jelas di layar gadgetku. Aku senang sekali karenamu hari ini. Tuhan, terima kasih untuk hari ini, terima kasih. Aku selalu setia, menunggu jawabanmu.

Show Dove's Love

Apa perlu ikan di samudera mengetahui perasaanku ini?
Apa perlu burung di udara mengetahui perasaanku ini?
Apa perlu semua benda langit mengetahui perasaanku ini?
Apa perlu semua makhluk yang bernafas mengetahui nya?
Apa perlu aku umbar-umbar semua ini?

Aku tak ingin seperti putri yang hanya bisa diam menunggu pangeran berkuda putihnya datang
Aku tak ingin seperti putri yang hanya bisa diam menunggu pangeran datang membawakan sepatu kacanya
Aku tak ingin seperti putri yang hanya bisa diam menunggu pangeran menciumnya sampai ia terbangun
Aku tak ingin seperti putri yang hanya bisa diam menunggu pangeran menyelamatkannya dari menara tinggi

Memang ini mustahil
Memang ini tak masuk akal
Memang ini menakutkan
Memang ini mengharukan

Bagiku, ini adalah tantangan untukku
Tantangan menunggumu untuk dapat mengutarakan semua isi perasaanku selama ini
Semuanya pun tahu bagaimana perasaanku
Semuanya pun tahu bagaimana penantianku

Pahit. Manis. Pedas.
Manis. Pedas. Pahit.
Pedas. Pahit. Manis.

Menunggumu?
Sama artinya dengan menunggu kebahagiaanku.

Senin, 29 Oktober 2012

Angry Dove

Rasanya aku ingin berlari
Berlari terus berlari mencari kebenaran sejati,
Mengejar kebijakan abadi, keadilan yang pasti
Melewati semua cendikiawan yang piawai
Ingin rasanya. Ingin.
Keluar dari pusaran ini
Menembus selaput fitnah
Menghantam dinding ketegasan
Dimana semua keadilan? Kebenaran?
Kebijakan yang dinanti-nanti?
Aku mencari dan tidak kutemukan di hati maupun di pikiran manusia.
Menghilang seperti asap transparan,
Dan hanya bisa merutuk pada takdir.

Kamis, 25 Oktober 2012

Dove is Falling in Love

Kalau aku hujan, apakah kau mau menjadi genangan air?
Kalau aku embun, apakah kau mau menjadi daun?

Kalau aku sakit, apakah kau mau menuntunku?
Kalau aku duka, apakah kau mau menghiburku?

Bukan belas kasihan yang aku tekankan
Melainkan ketulusanmu

Wait for Paris

Apa yang sebagian orang pikirkan ketika melihat gambar ini?


Atau mungkin saat mendengar kata "PARIS" ?
Mungkin ada yang menjawab "romantis", "indah", "menakjubkan", "surga", "istimewa" atau kata-kata ungkapan lainnya.

Memang benar, kota Paris, Eiffel Tower, sangatlah membuat kita takjub akan keindahannya. Kental akan keromantisannya, dan itulah yang membuatnya istimewa sehingga mengesankan kita kalau kota Paris adalah surga bagi para penikmat cinta.

Menurutku, tak hanya itu semua, saat aku membayangkan, memikirkan, atau meilhat kota tersebut hanya melalui layar kaca, aku merasakan kedamaian yang bersifat sementara.
Entah seperti mereka yang sengaja menghipnotis aku atau aku yang tak sadar diri terhipnotis oleh mereka.
Aku menyukai, oh tidak. Bukan hanya menyukai, melainkan amat merindukan tempat tersebut.
Aku memang merindukan hari dimana aku dapat melihat Paris lebih dekat dan nyata pada waktu malam, tapi tak hanya itu.

Yang aku rindukan, aku dapat menikmati Paris bersama seseorang yang aku nanti-nanti.